Dapatkan artikel dan info tentang berbagai hal hanya dengan "klik" pada menu-submenu di header. Selamat menikmati. (manduta creator)

Monday, February 14, 2011

Aku Bisa Mengubah Dunia

0 Komentar

Saya juga tidak percaya pada awalnya dan bilang kalau yang mengatakan hal itu adalah “Mr. Sok tahu”. Tetapi setelah mengalami belajar yang sesungguhnya, sukses maupun gagal, ternyata bisa juga kalau kita percaya dengan kata-kata “Aku bisa mengubah dunia”.

Rata PenuhCaranya? Ya dengan belajar! Karena dengan belajar Anda bisa mengubah dunia; dunia yang paling dekat dengan kamu, yaitudunia pandangan, pikiran, dan hati Anda.

Coba, sekarang Anda bayangkan ada 3 remaja yang sedang duduk di pinggir Anda, mereka mengenakan kacamata dengan warna yang berbeda, yaitu hijau, biru, dan hitam. Si kacamata hijau berkata,”Wah, indahnya danau yang berwarna hijau ini …”. “Buta kali kamu,danau kok dibilang hijau!” kata si kacamata biru. Orang terakhir, si kacamata hitam, dengan wajah bingung berkata,”Kalian ini bagaimana, cuaca mendung kayak gini kok dibilang indah, wah payah deh …!”.

Nah, mengapa mereka berbeda pendapat? Kenapa ada yang bilang danaunya berwarna biru, hijau, bahkan hitam? Yap! Karena mereka mengenakan kacamata yang berbeda. Mereka bias saja rebut mempertahankan pendapatnya, dan tidak ada yang paling benar. Semua itu karena mereka melihat dari kacamata yang berbeda (cara memandangnya yang berbeda).

Demikian halnya dengan belajar. Kalau kita memandang belajar dengan kacamata yang salah, entah itu hitam, biru,merah, atau burem, maka kita akan memiliki arti belajar yang terbatas, contohnya ”belajar bikin bĂȘte”. “Belajar lama-lama nanti pakai kacamata minus lho?” “Belajar sih bias mengurangi teman”.

Padahal sebenarnya Anda bias melihatnya dari sudut pandang yang berbeda; “Fisika itu Asyik” kata Pak Yohanes Surya; “Matematika itu bikin hiduplebih hidup” kata Baban Sarbana. Kalau fisika dan matematika asyik, pasti pasti belajar juga asyik dong!.

Oleh karena itu, kalau Anda benar-benar niat ingin belajar, awali saja dengan menyadari ‘Apakah kita melihat belajar sudah dari banyak sisi? Apakah kita sudah mengenakan kacamata yang benar untuk melihat belajar?’.

Wah, wah, setuju atau tidak kalau saya bilang bahwa sepertinya Anda perlu memakai kacamata baru untuk melihat lebih banyak sisi dari belajar, supaya bisa melihat belajar seindah warna aslinya.

Melalui artikel ini, saya mengajak Anda untuk melihat belajar dari kacamata baru yaitu:

Ambil Kesempatan. Anda perlu melihat dunia yang akan Anda jalani sebagai kesempatan yang harus Anda manfaatkan, karena saat kesempatan tidak Anda ambil, maka akan menjadi kesempitan.

Mantapkan Motivasi. Anda perlu membekali diri dengan motivasi yang mantap, setiap langkah yang Anda jalani adalah bagian dari sukses yang Anda rencanakan dan membuat Anda semakin dewasa dalam berpikir dan bertindak.

Pelajari Keterampilan. Modal lain yang tidak kalah pentingnya adalah keterampilan, yang bisa membuat Anda lebih “Ahli” dengan menguasai keterampilan berpikir, belajar, dan mengatur waktu.

Usaha Optimal. Anda akan mengalami kegagalan dankesuksesan; yang paling penting bukan tentang apa yang Anda alami, melainkan bagaimana Anda menghadapi pengalaman tersebut; Anda butuh kunci-kunci untuk mengatasi baik kegagalan maupun kesuksesan.
Hidup Seimbang. Anda tidak hanya harus memahami apa yang Anda yakini, akan tetapi perlu juga mewujudkannya dalam kehidupan sehari-hari; Anda harus menjadi model ‘Melakukan apa yang Anda yakini’.

Wednesday, February 2, 2011

Tentang Waktu

0 Komentar

Semoga Anda tidak bosan kalau saya membahas sekali lagi tentang waktu. Kenapa perlu dibahas lagi? Karena waktu itu penting, dan salah satu anugerah yang diberikan kepada setiap orang secara merata tanpa ada perbedaan.

Orang indonesia pasti tidak akan lupa dengan tanggal 17 Agustus, karena tanggal itu adalah hari ulang tahun kemerdekaan Republik Indonesia yang tercinta. Sebagian besar orang juga merayakan ulang tahun. Tapi apakah kerugian yang terkandung dibalik usia kita? Yah, sebenarnya ketika Anda merayakan ulang tahun, berarti saat itu pula umur Anda berkurang. Itu salah satu bukti bahwa waktu itu penting, sampai waktu kita hilang dalam setahunsebelumnya mesti diingat.

Sekarang saya mengajak Anda untuk menghayal sedikit. Di hadapan Anda ada gelas, batu besar, batu kecil, kerikil, pasir dan air. Kemudian saya minta Anda memasukkan semua benda yang ada di sana ke dalam gelas. Urutannya bagaimana?

Proses Anda memasukkan batu satu per satu itu menggambarkan tentang kegiatan Anda berdasarkan prioritas mana yang lebih penting. Kalau Anda salah saja memisahkan dan memasukkan benda mana yang penting dengan yang lebih penting, maka pasti gelas itu tidak akan cukup menampung semua benda yang harus Anda masukkan.

Sekarang, Anda mengaitkannya dengan waktu dan kehidupan. Pertama Anda bayangkan gelas sebagai waktu hidup Anda, semua sudah ada jatahnya kan, ada yang 63 tahun, 80 tahun, 20 tahun dan ada juga yang 5 tahun. Kedua, bayangkan batu dari berbagai ukuran, mulai dari yang besar sampai yang kecil adalah kegiatan-kegiatan yang harus Anda lakukan; batu besar sampai air disesuaikan dengan tingkat kepentingannya.

Misalnya Anda memasukkan air dahulu, batu besar yang terakhir, maka dijamin 100% air besar itu akan luber. Kondisi seperti itu diibaratkan Anda mendahulukan hal-hal yang tidak penting sebelum yang penting, seperti mendahulukan menonton televisi daripada mengerjakan perintah orang tua, atau nongkrong tidak ada ujungnya daripada belajar bersama teman-teman.

Kalau tadi waktu diibaratkan gelas sebagai waktu dalam kehidupan anda dan sudah ada jatahnya untuk setiap orang, artinya setiap orang memiliki batas waktu kehidupannya. Maka, sekarang saya memberitahu Anda bahwa ada cara bagaiman menembus batas, atau memanjangkan umur. Memanjangkan umur artinya, walaupun gelas Anda sudah terisi penuh (waktu kehidupan Anda sudah habis), tetapi gelas itu bisa melar dan kegiatan-kegiatan Anda masih berjalan terus.

Sebenarnya cara ini tidak asing bagi mereka yang beragama islam. Namun tidak salah apabila saya kasih tahu Anda. Caranya bagaimana? Pertama, Anda harus bisa memberikan ilmu yang bermanfaat; kedua, Anda rajin beramal jariyah (memberikan santunan pada orang yang tidak beruntung atau amal untuk masjid dan sebagainya); ketiga, anak yang selalu mendoakan orang tuanya.

Jadi dengan tiga cara itu, maka kehidupan sesudah mati Anda akan lebih menjanjikan, ibarat tabungan yang mengalir terus dan keuntungannya berlipat-lipat tanpa Anda harus bekerja keras.

Kalau kembali lagi ke perumpamaan gelas, batu besar, batu kecil, kerikil, pasir, dan air; maka tiga kegiatan yaitu mengajarkan ilmu yang bermanfaat, beramal jariyah, dan anak yang soleh adalah batu yang besar, yang harus Anda dahulukan.

Semoga saja Anda bisa memahami arti pentingnya waktu sehingga dapat menyusun prioritas hidup dan melaksanakannya satu per satu dengan penuh keyakinan bahwa semua benda akan masuk ke dalam gelas sesuai denggan urutan, rapi, dan teratur.

Kalau Anda bisa mengatur seperti itu dengan gelas, coba Anda lakukan hal yang serupa dengan kehidupan Anda. Pasti hidup Anda dan karir Anda akan menyenangkan. Anda merasakan semakin dewasa setiap hari; orang lain memandang Anda juga semakin dewasa dan memperlakukan secara dewasa sehingga Anda lebih optimis mengisi hari demi hair kehidupan dan karir Anda.

Tuesday, February 1, 2011

Waktu Mempunyai Aturan Main

0 Komentar

Sering apa tidak Anda terdesak oleh waktu dalam menyelesaikan bahan-bahan ulangan yang harus dihafalkan. Sudah disiapkan matang-matang ternyata ujung-ujungnya mepet juga. Serasa waktu 24 jam tidak cukup untuk menyelesaikannya. Anda juga membuat daftar yang sudah terencana untuk dikerjakan satu per satu, tetapi tetap saja kita dikendalikan oleh ‘saat-saat akhir’ ketika semuanya harus dilakukan bersamaan.

Semua orang mendapat jatah 24 jam. Jadi kalau Anda merasa bahwa tidak pernah ada cukup waktu untuk melakukan semua pekerjaan, walaupun tidak salah, tapi belum tentu pendapat Anda itu benar.

Setuju apa tidak kalau saya bilang, bahwa masalahnya bukan pada jumlah waktu yang kita miliki? Karena setiap orang secara adil telah diberi jatah waktu yang sama banyak, iya kan? Jadi, benar kan kalau masalahnya terletak pada bagaimana kita mengelola kegiatan-kegiatan kita dalam waktu yang terbatas tersebut.

Ada teman saya, selagi di SMA kegiatannya seabreg. Banyak praktek di laboratorium, ikutan ekskul paskibraka, jadi ketua OSIS, masih ditambah sama organisasi di luar sekolah. Kalau bisa dibilang hampir tiap hari P4 (Pergi Pagi Pulang Petang). Nah, kalau banyak tugas ia selalu melakukannya dengan dadakan alias besok ‘dead-line’. Kalau sudah begitu mengerjakannya bakal terburu-buru, sampai begadang.

Sebenarnya salah atau tidak kalau Anda seperti itu? Saya yakin pasti banyak dari kita yang selalu melakukan pekerjaan saat-saat mendekati dead-line, alasannya macam-macam, ada yang merasa tidak sempat, tidak ada ide kalau tidak dead-line, dan sebagainya. Sebenarnya itu sah-sah saja selama kita masih bisa mengerjakan tugas itu dengan baik. Tapi, kebiasaan seperti itu juga tidak baik, karena sesuatu yang dilakukan terburu-buru biasanya hasilnya tidak optimal.

Di kala aktivitas kita banyak, pasti kita merasa kebingungan untuk memprioritaskan kegiatan yang mana dulu yang harus didahulukan. Suatu akktivitas dapat dikatakan mendesak kalau memerlukan perhatian segera. Sampai-sampai hal yang mendesak itu malah mengendalikan kita, bukan kita yang mengendalikan. Masalah yang mendesak biasanya tepat di depan kita, namun sering masalah tersebut tidak penting-penting amat!

Nah supaya tidak terjerumus dalam saat-saat mendesak, maka Anda perlu memahami karakter waktu, yaitu: (1) Cepat berlalu. Sekarang sudah jam berapa? Sejak kapan Anda membaca artikel ini? Wah, tidak terasa ya waktu cepat berlalu. Kadang-kadang kita tidak sadar dengan waktu yang kita miliki, sehingga waktu lewat begitu saja, dan yang ada cuma rasa menyesal. Mau seperti apa tidak? Tidak kan! Kalau Anda sudah menyadari bahwa waktu itu cepat berlalu, maka Anda harus benar-benar menghargai waktu yang Anda miliki saat ini.

(2) Memiliki kecepatan yang berbeda. Coba Anda tungguin air yang matang, dari mulai menyalakan kompor sampai air mendidih. Terasa lama kan? Nah lamanya waktu Anda menunggu air yang matang itu bandingkan dengan menonton film yang seru (yang jelas kalau nonton film seru pasti tidak ada kata lama). Jumlah waktunya sama, tetapi kecepatannya berbeda. (3) Tidak dapat digantikan. Hari Selasa tanggal 01 Februari 2011 tidak bisa digantikan dengan hari Selasa minggu depannya; jadi waktu saat ini berbeda dengan waktu di lain kesempatan. Oleh karena itu, Anda harus bisa memanfaatkan waktu dengan keunikannya.

Pemanfaatan waktu yang begitu cepat berlalu mempengaruhi waktu kita untuk mencari pekerjaan ketika kita sudah di usia untuk kerja. Namun sekarang telah ada teknologi informasi dan komunikasi yang lebih maju. Mulai dari media massa bercetak sampai media massa yang selalu online selama 7 hari non stop. Apabila kita mencari career center, kita tidak usah datang ke tempatnya tapi dapat dengan simpel membuka websitenya misalnya ECC UGM. Dengan pemanfaatan waktu dengan bantuan internet kita dapat langsung mengetahui informasi dari ECC UGM tanpa harus datang langsung ke tempatnya.

Suatu Pesan yang Sudah Tiba Saatnya

0 Komentar

Seperti kebanyakan orang, saya melakukan beberapa pekerjaan yang menarik semas remaja dan ketika duduk di bangku kuliah. Saya bekerja sebagai pelatih pramuka, PMR, dan PKS MTsN Tulungagung pada usia SMA dan dipercaya selama satu tahun menjadi karyawan di toko SMA saya, MAN 2 Tulungagung.

Hampir semua pekeerjaan ini dimulai dari biasa hingga titik yang membosankan. Pada saat itu, sepertinya bagi saya pekerjaan tersebut biasa saja namun sebenarnya semua pekerjaan saya lakukan menghasilkan penghasilan yang tidak cukup.

Setelah saya pelajari ternyata saya salah. Setiap pekerjaan tersebut telah memberikan pelajaran dan kesempatan yang sangat bernilai yang tidak saya hiraukan, yaitu saya telah mendapatkan banyak pelajaran pada berbagai pekerjaan, pada segala tingkat!

Misalnya, pekerjaan saya di toko MAN 2 Tulungagung. Saya merasa saya seorang karyawan yang baik. Saya mengerjakan apa yang diperintahkan dan apa yang diharapkan dalam pekerjaan saya, yaitu tetap berdiri di belakang meja kasir, menunggu pembeli belanja.

Namun, pada suatu hari, saya sedang berada di belakang meja kasir berbicara dengan karyawan lain ketika manajer (Bapak Guru yang ditugaskan memimpin toko sekolah) masuk. Dia melihat ke sekeliling toko untuk beberapa saat, kemudian memberi isyarat kepada saya untuk mengikutinya masuk ke salah satu ruangan. Tanpa berkata sepatah kata pun, beliau menuju ke depan bagian barang dagangan, menggeser barang-barang persediaan untuk mengganti produk-produk yang telah dibeli.

Kemudian, beliau menuju ke tempat persediaan makanan, membersihkan konter, dan memisahkan barang-barang yang sudah rusak.

Saya mengawasi semua ini dengan terheran-heran, dan mulai paham bahwa beliau menginginkan saya untuk mengerjakan semua hal seperti yang telah beliau kerjakan! Hal ini menjadi kejuatan yang luar biasa buat saya, bukan karena semua tugas yang beliau kerjakan sebagai hal yang baru (saya pernah mengerjakan hal itu semua sebelumnya; misalnya, saya menyapu lantai dan membersihkan sampah setiap pulang dari sekolah), tetapi karena adanya asumsi bahwa saya harus melakukan semua tugas ini sepanjang waktu!

Memang, tidak seorang pun pernah mengatakan hal ini dengan jelas dan terperinci sebelumnya! Bahkan, sampai saat ini.

Dalam kesempatan tanpa pembicaraan itu, saya mempelajari suatu pelajaran tentang dunia pekerjaan yang akan saya jalani selama sisa hidup saya. Suatu pelajaran yang tidak hanya membuat saya menjadi karyawan yang lebih baik, tetapi juga membuat saya mendapatkan hal-hal yang lebih di luar semua pekerjaan dan pengalaman kerja dari saat itu hingga seterusnya.

Pekerjaan tersebut adalah bahwa saya harus bertanggung jawab atas pekerjaan saya sendiri. Saya perlu lebih meningkatkan rasa memiliki pada pekerjaan saya di mana saya sendiri secara pribadi bertanggung jawab atas tindakan saya. Pendeknya, saya perlu memuaskan perhatian pada apa yang perlu dilakukan dan tidak menunggu diperintah apa yang harus dilakukan.

Setelah mendapatkan pekerjaan ini, saya merasa bahwa pekerjaan dapat menjadi lebih menyenangkan dan lebih menarik. Semakin tinggi saya berkonsentrasi pada apa yang dapat saya lakukan dalam pekerjaan tersebut, semakin banyak yang dapat saya pelajari dan saya capai.

Saya meninggalkan pekerjaan di toko MAN 2 Tulungagung karena ingin meneruskan kuliah, tetapi saya mengambil sesuatu dari pengalaman selama bekerja di sana yang membentuk kehidupan dan karier saya selanjutnya. Saya berubah dari cuman seorang penonton menjadi seorang yang bertanggung jawab penuh atas pengalaman kerja saya sendiri. Ternyata, dalam setiap pekerjaan, pada setiap tingkatan, saya melihat kesempatan-kesempatan untuk menonjolkan kemampuan dan membuat suatu perbedaan, bukan hanya demi atasan saya, tetapi juga demi diri sendiri.

Saya dapat menyimpulkan bahwa setiap karyawan dalam setiap pekerjaan perlu mendengarkan dan mempercayai pesan pokok berikut ini. “Anda dapat memulai membuat perbedaan dalam kehidupan Anda sekarang juga, dalam pekerjaan yang Anda lakukan saat ini, bukan pada pekerjaan ideal yang Anda inginkan dalam waktu dekat.”

 

.:: Manduta Online ::.. Copyright 2008 All Rights Reserved Revolution Two Church theme by Brian Gardner Converted into Blogger Template by Bloganol dot com